Pendidikan merupakan suatu usaha
sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mengembangkan potensi diri. Dengan
adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia,
kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan masyarakat.
Di era yang serba modern dan dalam era revolusi
industri 4,0, serta dalam menghadapi keunggulan bersaing, maka sektor
pendidikan harus tersistem dan berkelanjutan. Untuk itu bagaimana Pendidikan
Tinggi dapat menghasilkan outcome yang unggul dan mandiri serta kreatif dan inovatif.
Kreatif dan Inovatif,
Outcome dari
pendidikan Tinggi yang diharapkan adalah outcome yang mempunyai
kemampuan menyelesaikan masalah, mempunyai gagasan baru dan melahirkan inovasi yang dapat membantu sesuatu yang
baru, tentu saja sesuai dengan era sekarang ini, era dimana semua serba
digital. Sebagai akademisi banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan
sebagai tugas besar yang tidak akan berhenti. Untuk menghasilkan generasi yang inovatif,
kreatif pendidikan Tinggi terus berusaha dengan dengan berbagai upaya. Cara
yang ditempuh antara lain menyesuaikan kurikulum dengan dunia industri,
menyiapkan tenaga pengajar yang berkualitas dan mempunyai kemampuan keilmuan
yang sesuai, serta mempersiapkan sarana prasarana pendukungnya.
Menurut James R. Evans (1994), pengertian
kreatif adalah kemampuan dalam menemukan hubungan baru, melihat subjek dari
sudut pandang yang berbeda, dan mengkombinasikan beberapa konsep yang sudah
mindstream di masyarakat dirubah menjadi suatu konsep yang berbeda.
Jadi sebetulnya pendidikan Tinggi mempunyai peran
yang strategis dalam mencetak generasi kreatif, pendidikan yang berkualitas
tentu akan menghasilkan generasi yang berkualitas begitu juga dengan Pendidikan
Tinggi yang Kreatif pasti akan menghasilkan generasi yang kreatif pula.
Menghasilkan lulusan atau outcome yang kreatif
adalah menghasilkan lulusan yang bisa bersaing didunia global, dimana startup –
startup baru muncul, persaingan semakin ketat dan teknologi digital semakin
maju. Berdasarkan data dari Kemenristek Dikti startup yang muncul di tahun 2019
adalah sebanyak 1307, dan ini tidak hanya berfokus pada bidang teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) saja, tapi juga bidang-bidang lain seperti pangan, kesehatan
dan obat-obatan, pertahanan dan keamanan, energi, transportasi dan material
maju. Artinya kreatifitas dan inovasilah lah yang akan membentuk dan menelorkan
karya-karya yang dapat diunggulkan.
Berkarakter
Satu hal lagi yang penting adalah bagaimana
pendidikan yang dilakukan merupakan pendidikan berkarakter, dimana aspek ini
juga perlu ditransfer untuk generasi
muda. Mereka harus diberi bekal moral dan spritual sehingga kemampuan
intelektual yang dimiliknya akan berimbang. Bagaimana generasi muda yang akan
dilahirkan oleh Pendidikan Tinggi memiliki jiwa sosial, berpikir kritis, memiliki
dan mengembangkan cita-cita luhur serta mencintai dan menghormati orang lain.
Ini yang kadang menjadi masalah, sehingga
perlunya etik dimasukkan sebagai kurikulum agar generasi atau outcome yang
dihasilkan tetap menjadi individu yang mempunyai karakter dan tidak
bertentangan dengan norma.
Untuk itu, pendidikan tinggi harus terus membenahi diri agar dapat memberikan bekal yang cukup bagi sumber daya muda untuk berkompetisi dan bersaing di tingkat global, Karena
Perkembangan teknologi digital dalam bentuk teknologi informasi dan komunikasi di kalangan pendidikan bukan lagi hal yang baru. Teknologi telah banyak membantu membuka akses informasi yang lebih luas dan tidak terbatas bagi siapapun. Kemajuan teknologi harus mampu menciptakan revolusi bagi dunia pendidikan, serta menciptakan generasi berkarakter.
Etika yang baik
Yang paling penting lagi adalah sumberdaya yang
kreatif, inovatif serta mempunyai etika yang baik harus mampu memanfaatkan
teknologi digital dan memahami dampak positif serta negatifnya. Untuk itulah
perlunya pendidikan berkarakter, agar kreatifitas dan inovasi bisa terus
berkembang secara global. Karena untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, generasi
muda di era digital harus memiliki dasar pengetahuan yang cukup, terutama untuk
menyikapi dampak sosial dari teknologi agar pemanfaatannya dapat maksimal.